25 Maret 2015

Pemahaman, Ruang Lingkup, Ciri Budaya Dasar Dan Tujuan Mempelajari Ilmu Budaya Dasar

1. Pemahaman Budaya Dasar

Ilmu Sosial dan Budaya Dasar adalah cabang ilmu pengetahuan yang merupakan integrasi dari dua ilmu lainnya, yaitu ilmu sosial yang juga merupakan sosiologi (sosio:sosial, logos: ilmu) dan ilmu budaya yang merupakan salah satu cabang dari ilmu sosial. Pengertian lebih lanjut tentang ilmu sosial adalah cabang ilmu pengetahuan yang menggunakan berbagai disiplin ilmu untuk menanggapi masalah-masalah sosial, sedangkan ilmu budaya adalah ilmu yang termasuk dalam pengetahuan budaya, mengkaji masalah kemanusiaan dan budaya.

Secara umum dapat dikatakan ilmu sosial dan budaya dasar merupakan pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah sosial manusia dan kebudayaan. Istilah ISBD dikembangkan pertama kali di Indonesia sebagai pengganti istilah basic humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris “the Humanities”. Adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin humnus yang artinya manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. 

 Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar manusia menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the humanities disamping tidak meninggalkan tanggungjawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri.

2. Ruang Lingkup Budaya Dasar

Bertitik tolak dari kerangka tujuan yang telah ditetapkan, dua masalah pokok bisa dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup kajian mata kuliah IBD. Kedua masalah pokok itu adalah :[1]


  1. Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (the humanities), baik dari segi masing-masing keahlian (disiplin) didalam pengetahuan budaya, maupun secara gabungan (antar bidang) berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya.
  2. Hakekat manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing jaman dan tempat.


Menilik kedua pokok masalah yang bisa dikaji dalam mata kuliah IBD, nampak dengan jelas bahwa manusia menempati posisi sentral dalam pengkajian. Manusia tidak hanya sebagai obyek pengkajian. Bagaimana hubungan manusia dengan alam, dengan sesame, dirinya sendiri, nilai-nilai manusia dan bagaimana pula hubungan dengan sang pencipta menjadi tema sentral dalam IBD. Pokok-pokok bahasan yang dikembangkan adalah :[2]

1. Manusia dan cinta kasih

  • Kasih sayang
  • Kemesraan
  • pemujaan

2. Manusia dan Keindahan

  • renungan
  • kehalusan
  • kesarasian

3. Manusia dan Penderitaan

  • rasa sakit
  • kesyahidan
  • siksaan
  • kesengsaraan
  • neraka

4. Manusia dan Keadilan

  • kejujuran
  • pemulihan nama baik
  • pembalasan

5. Manusia dan Pandangan hidup

  • cita-cita
  • kebajikan

6. Manusia dan tanggungjawab serta pengabdian

  • kesadaran
  • pengorbanan

7. Manusia dan kegelisahan

  • keterasingan
  • kesepian
  • ketidakpastian

8. Manusia dan harapan

  • kepercayaan
  • harapan


Dari pengembangan masalah-masalah tersebut diatas, nampak sekali bahwa orientasi ilmu budaya dasar memang tidak terlepas dari masalah-masalah manusia dan kebudayaannya Kedelapan pokok bahasan (beserta sub pokok bahasan) tersebut diatas pada dasarnya termasuk dalam karya-karya yang tercakup dalam pengetahuan budaya (the Humanities).


Dan sebagai mana dikemukakan, untuk mendekati masalah yang akan dikaji dalam ilmu budaya dasar, baik secara sendiri-sendiri maupun gabungan antar bidang. Perwujudan mengenai cinta kasih, misalnya terdapat dalam karya-karya sastra, tarian, musik, filsafat, lukisan, patung dan lain sebagainya yang semuanya meruakan benda-benda budaya. Untuk itu pokok bahasan mengenai manusia dan cinta kasih dapat didekati dengan menggunakan karya-karya tersebut.


Dengan penyusunan tema-tema semacam itu, dimaksutkan agar mahasiswa lebih mudah dalam mengidentifikasi dirinya dengan masalah yang dibahas dan untuk menunjukkan bahwa hal-hal yang didiskusikan sesuai dengan pengalaman hidup manusia.


Disamping itu agar mahasiswa juga dapat memperhatikan norma-norma yang membantu pendidikan. Walaupun penyusunan semacam itu diharapkan untuk mendekatkan dengan penalaman mahasiswa, masih terbuka kemungkinan untuk menyusaikan dengan kondisi tempat belajar atau daerah setempat.
3. Budaya di Indonesia Dan Ciri Khasnya


Macam-macam Budaya Indonesia Indonesia ialah negara nan sangat kaya kebudayaan. Setiap pulau nan terdiri atas beberapa provinsi mempunyai kebudayaan nan berbeda. Tiap suku bangsa memiliki bahasa, rumah adat, tarian, lagu daerah, baju adat, upacara adat, makanan tradisional, dll. Seperti nan tertulis di bawah ini, kita akan coba bahas macam-macam budaya Indonesia.


1. Macam-macam Budaya di Pulau Sumatera
Pulau nan mendapat julukan Suwarnadwipa (pulau emas) atau Suwarnabhumi (tanah emas), keunikan macam-macam budayanya dapat kita lihat di bawah ini.

  • Rumah Adat

  1. Aceh: Rumoh Aceh
  2. Sumatera Utara: Jabo Balon
  3. Sumatera Barat: Rumah Gadang
  4. Sumatera Selatan: Rumah Limas
  • Tarian


  1. Aceh: Tari Bines, Didong, Tari Guel, Tari Mesekat, Tari Rateb Meuseukat, Tari Saman, Tari Seudati, Tari Laweut, Tari Likok Pulo, Tari Pho, Tari Rapa'i Geleng, Tari Ula-ula Lembing, dan Tari Pukat.

  1. Sumatera Utara: Tortor, Tari Sapu Tangan, Tari Adok, Tari Anak, Tari Pahlawan, Tari Lagu Duo, Tari Perak, dan Famaena.
 2. Macam-macam Budaya di Pulau Jawa dan Bali
Pulau Jawa mendapat julukan Jawadwipa (pulau padi). Terdapat beberapa provinsi di pulau tersebut dan banyak keanegaraman budayanya. Macam-macam budaya Indonesia di Pulau Jawa dan Bali ialah sebagai berikut.

a. Rumah Adat


  1. Jawa Tengah: Joglo
  2. Jawa Timur: Joglo
  3. DI Yogyakarta: Joglo
  4. Jawa Barat: Kasepuhan
  5. Bali: Natar

b. Tarian


  1. DKI Jakarta: Topeng dan Yapong.

  1. Jawa Barat: Bangbarongan, Bengberokan, Jaipongan, Tari Cikeruhan, Tari Topeng Cirebon, Tari Topeng Priangan, Kuda lumping, dan Reog (Sunda).

  1. Jawa Tengah: Ebeg, Topeng Ireng, Kuda lumping, Tari Topeng Sinok, Tari Topeng Brebes, dan Reog (Banjarharjo).

  1. Jawa Timur: Tari Remo, Kuda lumping, Reog (Ponorogo)
  2. Yogyakarta: Tari Golek Menak dan Kuda lumping.

  1. Bali: Joged Bumbung, Gambuh, Kecak, Legong, Sanghyang, Tari Bali, Tari Jangger, Tari Pendet, dan Tari Rejang.

c. Lagu


  1. Jakarta: Kicir-kicir, Jali-jali, Lenggang Kangkung, Keroncong Kemayoran, Surilang, dan Terang Bulan .

  1. Jawa Barat: Bubuy Bulan, Cing Cangkeling, Es Lilin, Karatagan Pahlawan, Manuk Dadali, Panon Hideung, Peuyeum Bandung, Pileuleuyan, dan Tokecang.

  1. Banten: Dayung Sampan.

  1. Jawa Timur: Keraban Sape dan Tanduk Majeng.

  1. Jawa Tengah: Gambang Suling, Gek Kepriye, Gundul Pacul, Ilir-ilir, Jamuran, Bapak Pucung, Yen Ing Tawang Ono Lintang, Stasiun Balapan.

  1. Yogyakarta: Pitik Tukung, Sinom, Suwe Ora Jamu, Te Kate Dipanah.

  1. Bali: Mejangeran dan Ratu Anom.


3. Macam-macam Budaya di Pulau Kalimantan dan Nusa Tenggara
Pulau ini mendapat julukan Warunadwipa nan artinya 'Pulau Dewa Laut'. Beberapa istilah nan dulu digunakan buat Pulau Kalimantan. Tidak kalah dengan dua pulau nan telah kita bicarakan di atas, Kalimantan memiliki karakteristik khas budaya sendiri.

a. Rumah Adat


  1. Kalimantan Barat: Rumah Panjang
  2. Kalimantan Timur: Rumah Lamin
  3. Kalimantan Tengah: Rumah Bentang
  4. Kalimantan Selatan: Rumah Banjar
  5. Nusa Tenggara Barat: Dalam Tempat Samawa
  6. Nusa Tenggara Timur: Sao Ata Nusa Lakitana

b. Tarian


  1. Nusa Tenggara Timur: Caci, Caci Melo, Likurai, Bidu, Tebe, Bonet, Pado'a, dan Rokatenda.
  2. Kalimantan: Tari Banjar, Tari Kanjar, Manasai, Tari Pedang, Tari Giring-Giring, Tari Pala, Tari Pinggan, dan Tari Hudog.
  3. Nusa Tenggara Barat: Oncer Batu Gandrung.
  4. Nusa Tenggara Timur: Oha dan Lego-lego.

c. Lagu


  1. Kalimantan Barat: Cik-Cik Periuk, Cak Uncang, Batu Ballah, Alok Galing, Tandak Sambas , Sungai Sambas Kebanjiran, dan Alon-Alon .
  2. Kalimantan Timur: Indung-Indung.
  3. Kalimantan Tengah: Kalayar dan Pulau Lempang .
  4. Kalimantan Selatan: Ampar-Ampar Pisang, Paris Barantai, dan Saputangan Bapuncu Ampat .
  5. Nusa Tenggara Barat: Helele U Ala De Teang, Moree, Orlen-Orlen, Pai Mura Rame, Tebe Onana, dan Tutu Koda .
  6. Nusa Tenggara Timur: Anak Kambing Saya, Oras Loro Malirin, Sonbilo, Tebe Onana, Ofalangga, Do Hawu, Bolelebo, Lewo Ro Piring Sina, Bengu Re Le Kaju, Aku Retang, Gaila Ruma Radha, Desaku, Flobamora, dan Pangkas Bebek Angsa .


4. Macam-macam Budaya di Pulau Sulawesi dan Maluku
Sulawesi syahdan berasal dari kata sula nan berarti 'pulau dan besi', sedangkan orang Arab menyebut Sulawesi dengan nama Sholibis. Maluku memiliki nama orisinil "Jazirah al-Mulk" nan artinya 'kumpulan/semenanjung kerajaan nan terdiri dari kerajaan-kerajaan kecil'. Maluku dikenal dengan kawasan Seribu Pulau serta memiliki keanekaragaman sosial budaya dan kekayaan alam nan berlimpah.
Orang Belanda menyebutnya sebagai 'the three golden from the east' (tiga emas dari timur) yakni Ternate, Banda, dan Ambon. Sebelum kedatangan Belanda, penulis dan tabib Portugis, Tome Pirez menulis buku 'Summa Oriental' nan telah melukiskan tentang Ternate, Ambon, dan Banda sebagai 'the spices island'.
Berikut budaya-budaya di Sulawesi dan Maluku.

a. Rumah Adat


  1. Sulawesi Utara: Baolaang Mongandow.
  2. Sulawesi Tenggara: Laikos.
  3. Sulawesi Tengah: Sauraja.
  4. Sulawesi Selatan: Tongkonan (Tana Toraja), Bola Soba (Bugis Bone), dan Balla Lompoa (Makassar Gowa).
  5. Maluku: Baileo.

b. Tarian


  1. Sulawesi Utara: Maengket dan Polopalo.
  2. Sulawesi Tengah: Dero.
  3. Sulawesi Selatan: Pajoge, Tari Pakarena, Tarian Anging Mamiri, dan Tari Padduppa.
  4. Sulawesi Tenggara: Tari Malulo.
  5. Gorontalo: Tari Saronde, Tari Elengge, Tari Dana-Dana, Tari Polopalo, dan Tari Pore-Pore.
  6. Maluku dan Maluku Utara: Cakalele, Orlapei, dan Katreji.

c. Lagu


  1. Sulawesi Tengah: Tondok Kadadingku, Tope Tugu
  2. Sulawesi Barat: Bulu Londong, Malluya, Io-Io, Ma'pararuk
  3. Sulawesi Selatan: Angin Mamiri, Pakarena, Sulawesi Parasanganta, Ma Rencong.
  4. Sulawesi Utara: Esa Mokan, O Ina Ni Keke, Si Patokaan, dan Sitara Tillo.
  5. Sulawesi Tenggara: Peia Tawa-Tawa
  6. Gorontalo: Hulondalo li Pu'u , Bulalo Lo Limutu , dan Wanu Mamo Leleyangi
  7. Maluku: Rasa Sayang-sayange, Ayo Mama, Buka Pintu, Burung Tantina, Goro-Gorone, Huhatee, Kole-Kole, Mande-Mande, Ole Sioh, O Ulate, Sarinande, dan Tanase


5. Macam-macam Budaya di Papua
Meski dari segi kebudayaan Papua memang sedikit berbeda dengan pulau lainnya, tetapi eksistensi kebudayaannya cukup menarik dan unik.

a. Rumah Adat


  1. Honai, Rumah Kariwari

b. Tarian


  1. Perang, Musyoh, dan Yosim Pancar

c. Lagu


  1. Apuse dan Yamko Rambe Yamko
Budaya daerah ini merupakan karakteristik khas setiap daerah nan seharusnya menjadi tangggung jawab kita bersama buat dapat melestarikannya sebab macam-macam budaya Indonesia ini dapat saja punah. Bahkan, budaya ini mungkin saja diakui oleh negara lain sebagai budayanya. Mulai dari sekarang marilah kita lestarikan macam-macam budaya Indonesia demi kelestarian budaya di masa nan akan datang. 

4. Tujuan Mempelajari Ilmu Budaya Dasar

 Manfaat mempelajari ilmu budaya dasar adalah :


1.    Mengenal perilaku lebih dalam dirinya sendiri maupun orang lain yang sebelumnya lebih dikenal luarnya saja.
Dengan memahami karakter seseorang lebih dalam akan membuat seseorang menjadi tahu sifat yang ada di dalamnya itu, dan bukan luarnya saja. Karena memahami karakter seseorang itu jangan hanya dari luar saja, akan tetapi dari dalam juga. Sehingga dalam bergaulpun akan luwes.


2.    Sebagai bekal penting untuk pergaulan hidup.
Manusia merupakan makhluk individu, yang berarti manusia tidak bisa hidup sendiri dan selalu membutuhkan bantuan orang lain.


3.    Perlu bersikap luwes dalam pergaulan setelah mendalami jiwa dan perasaan manusia serta mau tahu perilaku manusia.
Dalam bergaul haruslah menjaga sikap dan sifat kita agar terjalinnya hubungan yang harmonis.

 
4.    Tanggap terhadap hasil budaya manusia secara lebih mendalam sehingga lebih peka terhadap masalah-masalah pemikiran perasaan serta perilaku manusia dan ketentuan yang diciptakannya.
 

5.    Mampu menghargai budaya yang ada di sekitarnya dan ikut mengembangkan budaya bangsa serta melestarikan budaya nenek moyang leluhur kita yang luhur nilainya.
Indonesia, sebagai bangsa yang akan kaya budaya kita sebagai masyarakatnya patut bangga akan budaya yang kita miliki. Kita dapat memperkenalkan budaya kita pada masyarakat luar, sehingga mereka mengetahui akan budaya kita, dan hubungan kita dengan masyarakat luar semkain erat.
 

6.    Sebagai calon pemimpin bangsa serta ahli dalam disiplin ilmu tidak jatuh kedalam sifat-sifat kedaerahan dan kekotaan sebagai disiplin ilmu yang kaku.
Sebagai pempimpin bangsa, harusnya tercipta sifat jujur, disiplin, dan bertanggung jawab. Dia harus bertanggung jawab atas janji-janjinya sebagai pemimpin. Dan selalu melihat keadaan rakyatnya, baik kalangan atas maupun bawah.
 

7.    Dapat menciptakan sifat kebudayaan yang universal dan dinamis.

8.    Dapat mengenal lebih dalam tentang budaya yang terdapat di Negara yang kita cintai 

9. Mampu menciptakan hubungan yang harmonis antar manusia dan kelompok & Dapat mengenal  lebih jauh tentang unsure-unsur budaya, seperti kepercayaan, kekerabatan, mata pencaharian, ilmu pengetahuan, bahasa, seni dan teknologi.


0 komentar:

Posting Komentar